allaient en manches de chemise, la

allaient en manches de chemise, la redingote sur le bras, le haut
chapeau en arrière, d’un air pochard et fatigué, des bourgeois
avec leurs familles, les femmes endimanchées et les enfants
trottinant comme une couvée de poussins autour de leurs parents.

Une rumeur lointaine et continue de voix humaines, une
clameur sourde et grondante annonçait l’établissement cher aux
canotiers.
Ils l’aperçurent tout à coup. Un immense bateau, coiffé
d’un toit, amarré contre la berge, portait un peuple de femelles
et de mâles attablés et buvant, ou bien debout, criant, chantant,
gueulant, dansant, cabriolant au bruit d’un piano geignard, faux
et vibrant comme un chaudron.
De grandes filles en cheveux roux, étalant, par devant et
par derrière, la double provocation de leur gorge et de leur
croupe, circulaient, l’œil accrochant, la lèvre rouge, aux trois
quarts grises, des mots obscènes à la bouche.
D’autres dansaient éperdument en face de gaillards à moitié
nus, vêtus d’une culotte de toile et d’un maillot de coton, et
coiffés d’une toque de couleur, comme des jockeys.
Et tout cela exhalait une odeur de sueur et de poudre de riz,
des émanations de parfumerie et d’aisselles.
Les buveurs, autour des tables, engloutissaient des liquides
blancs, rouges, jaunes, verts, et criaient, vociféraient sans raison,
cédant à un besoin violent de faire du tapage, à un besoin
de brutes d’avoir les oreilles et le cerveau pleins de vacarme.
De seconde en seconde un nageur, debout sur le toit, sautait
à l’eau, jetant une pluie d’éclaboussures sur les consomma-

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

di lengan kemeja, gaun mantel pada lengan, Bagian atasTopi ke belakang, Patil, lelah borjuis udaradengan keluarga mereka, perempuan dan anak-anakbergegas seperti keturunan anak ayam di sekitar orangtua mereka.Desas-desus jauh dan suara-suara manusia yang terus-menerus,clameur tuli dan gemuruh mengumumkan pendirian dipelaut.Mereka melihat dia tiba-tiba. Perahu besar, memakaiatap, tertambat terhadap pantai, adalah orang-orang perempuandan kemudian laki-laki dan minum, atau berdiri, berteriak, menyanyi,menjerit, menari, cavorting di suara piano cengeng, palsudan bersemangat seperti kawah.Besar gadis di rambut merah, menyebar dari depan danoleh di belakang, provokasi ganda dari tenggorokan mereka dan merekapantat, beredar, mata menggantung, bibir merah, ke tigaQuarters abu-abu kata-kata tidak senonoh dalam mulutnya.Lain menari liar di depan orang-orang setengahtelanjang, mengenakan sebuah kanvas dan kemeja katun, celana danditata untuk toque warna, sebagai joki.Dan semua ini menghembuskan nafas bau keringat dan nasi bubuk,asap dari wewangian dan ketiak.Peminum, di sekitar Meja, merobek cairanPutih, merah, kuning, hijau, dan menangis, tanpa alasan, berteriak.transferor kebutuhan kekerasan untuk kerusuhan, kebutuhanGross memiliki telinga dan otak yang penuh dengan noise.Kedua seorang perenang, berdiri di atap, melompatair, melempar hujan percikan pada makan.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

berada di kemeja, mantel lengan, bagian atas
topi kembali, mabuk dan lelah, borjuis
dengan keluarga mereka, di Minggu mereka wanita dan anak-anak terbaik
berlari seperti merenung anak ayam di sekitar orang tua mereka. A murmur jauh dan terus suara manusia, yang membosankan, gemuruh gemuruh mengumumkan pembentukan sayang untuk pelaut. Mereka melihat tiba-tiba. Sebuah kapal besar, memakai atap tertambat terhadap bank, adalah bangsa perempuan dan laki-laki duduk dan minum, atau berdiri, berteriak, bernyanyi, berteriak, menari, cavorting di suara piano cengeng, palsu dan bergetar seperti kuali. gadis besar rambut merah, menyebar, di depan dan di belakang, tantangan ganda tenggorokan mereka dan mereka pantat, beredar, tergantung mata, bibir merah, tiga perempat abu-abu, kata cabul di mulut. Lainnya menari liar di depan orang-orang setengah telanjang, mengenakan celana dan baju kain katun, dan mengenakan topi berwarna, seperti joki. Dan semua mengembuskan bau keringat dan bubuk, asap parfum dan ketiak. Para peminum di meja, meneguk cairan putih, merah, kuning, hijau, dan menjerit, berteriak tanpa alasan, menyerah pada kebutuhan kekerasan untuk gangguan, kebutuhan untuk memiliki telinga baku dan otak penuh kebisingan. Dari kedua untuk kedua perenang berdiri di atap, melompat ke dalam air, casting hujan memercik di konsumsi