En 1914, certes, le monopole hollan

En 1914, certes, le monopole hollandais a vécu. Depuis des années, Makassar est alors un des «ports francs» ouverts à la navigation étrangère et plusieurs firmes européennes y ont installé leurs bureaux. Celle dont F. Weber va devenir l'associé est une firme franco-suisse fondée par une famille de Thurgovie, les Schmid - qui possédait aussi à Paris, près de la gare de l'Est une célèbre charcuterie alsacienne et le grand Hôtel d'Europe, où F. Weber descendra encore en 1976. Ils avaient pour partenaire un homme d'affaires français nommé Jeandel, mort à Paris vers la fin de 1976, à l'âge de 93 ans. G. H.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pada tahun 1914, sementara monopoli Belanda tinggal. Selama bertahun-tahun, Makassar adalah salah satu 'Pelabuhan Bebas' terbuka untuk navigasi asing dan beberapa perusahaan-perusahaan Eropa diinstal kantor mereka. Weber F. satu akan menjadi partner adalah perusahaan Franco-Swiss didirikan oleh sebuah keluarga dari Thurgau, Schmid - yang dimiliki juga di Paris di dekat Gare de l'Est Stasiun sosis Alsatian yang terkenal dan European Hotel yang besar, yang mana F. Weber akan turun lagi pada tahun 1976. Mereka harus mitra pengusaha Perancis yang bernama Angelo, meninggal dunia di Paris menjelang akhir tahun 1976, pada usia 93. G. H.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pada tahun 1914, memang, monopoli Belanda hidup. Selama bertahun-tahun, Makassar kemudian salah satu "port bebas" terbuka ke menu asing dan beberapa perusahaan Eropa telah menyiapkan kantor mereka. Salah satu yang Weber akan menjadi mitra adalah perusahaan Franco-Swiss yang didirikan oleh keluarga Thurgau Schmid - yang juga dimiliki di Paris, dekat Stasiun Kereta Api Timur sosis Alsatian terkenal dan hotel besar Eropa, di mana Weber masih turun pada tahun 1976. Mereka memiliki mitra untuk pengusaha Perancis bernama Jeandel, meninggal di Paris pada akhir 1976 pada usia 93. GH