Alors la pensée me vint que la fumé

Alors la pensée me vint que la fumée l’asphyxiait. J’eus une
inspiration et, glissant deux cartouches dans mon fusil, je tirai
un coup en plein dans sa fenêtre.
Les six carreaux jaillirent dans la chambre en poussière de
verre. Cette fois, le vieux avait entendu, et il apparut effaré, en
chemise, affolé surtout par cette lueur qui éclairait violemment
tout le devant de sa demeure.
Je lui criai :
– Votre maison brûle. Sautez par la fenêtre, vite, vite !
Les flammes, sortant brusquement par les ouvertures d’en
bas, léchaient le mur, arrivaient à lui, allaient l’enfermer. Il sauta
et tomba sur ses pieds, comme un chat.
Il était temps. Le toit de chaume craqua par le milieu, audessus
de l’escalier qui formait, en quelque sorte, une cheminée
au feu d’en bas ; et une immense gerbe rouge s’éleva dans l’air,
s’élargissant comme un panache de jet d’eau et semant une
pluie d’étincelles autour de la chaumière.
Et, en quelques secondes, elle ne fut plus qu’un paquet de
flammes.
Cavalier, atterré, demanda :
– Comment que ça a pris ?
Je répondis :
– On a mis le feu dans la cuisine.
Il murmura :

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Kemudian pikiran datang kepadaku bahwa asap tercekik kepadanya. Aku punya satuinspirasi dan, geser dua peluru di pistol saya, saya menariktiba-tiba secara penuh dalam jendela yang.Enam ubin membuncah dalam debu Chamber darikaca. Saat ini, lama terdengar, dan ia muncul dalam ketakutan,kemeja, putus asa terutama oleh ini cahaya yang menyala kerasdepan rumahnya.Aku berseru kepada-Nya:-Rumah Anda terbakar. Melompat keluar jendela, cepat, cepat!Api, meninggalkan tiba-tiba melalui bukaan dan dalamturun, menjilati dinding, datang kepada-Nya akan menyertakan. Dia melompatdan jatuh di kakinya seperti kucing.Sudah waktunya. Atap jerami turun melalui tengah, di atastangga yang itu, entah bagaimana, perapianapi dari bawah. dan besar karangan bunga merah naik di udara,memperluas sebagai segumpal air jet dan menaburhujan percikan api Cottage.Dan, dalam beberapa detik, itu lebih dari paketapi.Cavalier, terkejut, ditanyakan:-Bagaimana apa yang diperlukan?Aku menjawab:-Pada set api di dapur.Dia bergumam:

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Maka pikiran itu datang kepada saya bahwa asap tercekik. Aku punya
inspirasi dan, tergelincir dua kartrid di pistol saya, saya menarik
sebuah tembakan terbuka di jendela.
Keenam ubin melompat ke debu ruang
kaca. Kali ini orang tua itu mendengar, ia muncul ketakutan di
kemeja, terutama putus asa bahwa cahaya keras menyalakan
seluruh depan rumahnya.
Aku berteriak kepadanya:
- Rumah Anda terbakar. Melompat keluar jendela, cepat, cepat!
Api tiba-tiba keluar melalui bukaan ke
bawah, menjilati dinding, datang kepadanya, akan mengunci dia. Dia melompat
dan jatuh di kakinya, seperti kucing.
Sudah waktunya. Atap jerami retak di tengah, audessus
tangga yang terbentuk, seolah-olah, cerobong
api dari bawah; dan semprot merah besar naik ke udara,
memperluas seperti segumpal air jet dan menyebabkan
hujan percikan api di sekitar pondok.
Dan dalam hitungan detik, dia tidak lebih dari bungkus dalam
api.
Cavalier, terperanjat, bertanya:
- Bagaimana butuh
jawabku
- Api didirikan di dapur.
gumamnya