Maudit ! qué rosse !Et il passa, al

Maudit ! qué rosse !
Et il passa, allant vers l’étable où il disparut.
Les larmes de la vieille femme s’étaient taries brusquement,
et elle demeurait effarée, sans paroles, sans pensée :
« Son fils, c’était là son fils ! »
D’Apreval, que la même idée avait blessé, articula d’une
voix troublée :
– C’est bien M. Bénédict ?
La fermière, méfiante, demanda :
– Qué qui vous a dit son nom ?
Il reprit :
– C’est le forgeron au coin de la grand-route.
Puis tous se turent, ayant les yeux fixés sur la porte de
l’étable. Elle faisait une sorte de trou noir dans le mur du bâtiment.
On ne voyait rien dedans mais on entendait des bruits
vagues, des mouvements, des pas amortis par la paille semée à
terre.
Il reparut sur le seuil, s’essuyant le front, et il revint vers la
maison d’un grand pas lent qui le soulevait à chaque enjambée.
Il passa encore devant ces étrangers sans paraître les remarquer,
et il dit à sa femme :
– Va me tirer une cruche d’cidre, j’ai sef.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dikutuk! Apa rosse!Dan ia menghabiskan pergi ke gudang yang mana ia menghilang.Air mata wanita tua itu kering tiba-tiba,dan dia tetap khawatir, tanpa kata-kata, tanpa berpikir:"Anak itu adalah anaknya!Dari Apreval, bahwa ide yang sama terluka, diartikulasikanbermasalah suara:-Ini adalah Mr Bénédict?Istri petani, curiga, ditanyakan:-Apa yang Anda katakan namanya?Ia melanjutkan:-Sangat pandai besi di sudut jalan.Kemudian semua jatuh diam, dengan mata tertuju pada pintugudang. Itu semacam lubang hitam di dinding bangunan.Itu melihat apa-apa di dalamnya tapi kita bisa mendengar suara-suaragelombang, gerakan, tidak diamortisasi dengan jerami yang ditaburkan diBumi.Ia muncul di pintu, menyeka depan, dan ia kembali keRumah tidak lambat besar dibesarkan dengan setiap langkahnya.Ia menghabiskan bahkan sebelum orang asing tanpa muncul untuk melihat,dan dia berkata kepada isterinya:-Akan menembak saya guci Sari, saya memiliki sef.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Terkutuklah! ! Qué nag
. Dan dia berlalu, pergi ke kandang di mana ia menghilang
air mata wanita tua itu telah kering tiba-tiba,
dan ia tetap takut, tanpa kata-kata, tanpa berpikir:
"Anaknya, itu anaknya! "
Pada Apreval bahwa ide yang sama telah melukai mengucapkan
suara bermasalah:
-? Ini adalah Mr Benediktus
Istri petani, curiga, bertanya:
- Qué yang bilang namanya?
Dia menjawab:
- Ini ' adalah pandai besi di sudut jalan raya.
Kemudian semua diam, dengan mata tertuju pada pintu
gudang. Dia adalah semacam lubang hitam di dinding bangunan.
Kami melihat apa-apa di dalamnya tapi kami mendengar suara
gelombang, gerakan, tidak diamortisasi melalui jerami bertebaran di
tanah.
Dia muncul di ambang pintu, menyeka dahinya, dan kembali ke
rumah lambat besar yang mengangkatnya pada setiap langkah.
Dia masih berlalu asing ini tanpa muncul untuk memperhatikan mereka,
dan berkata kepada istrinya:
- Pergi mendapatkan saya kendi sari, saya sef.