Le chef indigène sortit de sa tente

Le chef indigène sortit de sa tente comme nous arrivions
devant. C’était un grand homme maigre, noir, avec un œil luisant,
le front en saillie, le sourcil en arc de cercle. Il cria, en
arabe :
– Que voulez-vous ?
Mohammed, arrêtant net son cheval, lui répondit, dans sa
langue :
– C’est toi qui as tué le voyageur anglais ?
L’agha prononça, d’une voix forte :
– Je n’ai pas d’interrogatoire à subir de toi.
C’était autour de nous comme une tempête grondante. Les
Arabes accouraient de tous les côtés, nous pressaient, nous enfermaient,
vociféraient.
Ils avaient l’air d’oiseaux de proie féroces avec leur grand
nez recourbé, leur face maigre aux os saillants, leurs larges vê-
tements agités par leurs gestes.
Mohammed souriait, son turban de travers, l’œil excité, et
je voyais comme des frissons de plaisir sur ses joues un peu
tombantes, charnues et ridées.
Il reprit, d’une voix tonnante qui domina les clameurs :
– La mort à celui qui a donné la mort !
Et il tendit son revolver vers la face brune de l’agha. Je vis
un peu de fumée sortir du canon ; puis une écume rose de cervelle
et de sang jaillit du front du chef. Il tomba, foudroyé, sur le

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pemimpin adat keluar dari Kemah seperti yang kita punyadepan. Itu adalah seorang pria jangkung, hitam, dengan yang tampak mengkilap, rampingmemproyeksikan alis tamu di arc. Ia berseru, dalamArab:-Apa yang Anda inginkan?Mohammed, net menghentikan kudanya, menjawab, dalam nyabahasa:-Hal ini Anda yang dibunuh wisatawan Inggris?Agha berbicara, dengan suara nyaring:-Saya tidak melakukan wawancara di menjalani Anda.Itu di sekitar kita seperti badai gemuruh. TheOrang-orang Arab yang berbondong-bondong dari semua sisi, menekan kami, kami secara artistik,.berteriak-teriak.Mereka memiliki udara burung pemangsa ganas dengan grand merekahidung melengkung, wajah mereka ramping dengan menonjol tulang, mereka ve lebar-pakaian gelisah dengan tindakan mereka.Mohammed tersenyum, sorbannya, bersemangat, mata danKulihat seperti bergemetar kesenangan pipinya sedikitterkulai, berdaging, berkerut.Ia kembali, dengan suaranya yang luar biasa yang mendominasi keributan:-Kematian orang yang memberi kematian!Dan ia menyerahkan revolver ke wajah cokelat agha. Saya tinggalsedikit asap dari kanun; kemudian sampah pink otakdan darah spurted dari depan kepala. Ia jatuh, terkutuk, di

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Pemimpin adat meninggalkan kemahnya setelah kami tiba
di depan. Itu adalah, pria tinggi kurus, hitam, dengan mata mengkilap,
dahi menonjol alis di busur. Dia berteriak di
Arab:
- Apa yang Anda inginkan?
Mohammed net menghentikan kudanya, menjawab dalam bukunya
bahasa:
- Ini Anda yang membunuh wisatawan Inggris?
The Agha mengatakan, dengan suara keras
- Saya tidak harus menjalani interogasi dari Anda.
Itu sekitar kita seperti badai gemuruh. The
Arab berbondong-bondong dari segala sisi bergegas kami, kami enfermaient,
berteriak.
Mereka tampak burung pemangsa sengit dengan mereka besar
hidung bengkok, wajah tipis dengan tulang menonjol mereka, gar- besar mereka
KASIH gelisah oleh tindakan mereka.
Mohammed tersenyum, miring sorbannya, mata gembira,
saya lihat sebagai menggigil kesenangan di pipinya yang sedikit
melorot, berdaging dan berkerut.
Dia melanjutkan, dengan suara gemuruh yang mendominasi suara gemuruh:
- Kematian ke yang memberi kematian!
Dan ia memegang pistolnya ke sisi coklat dari Agha. Saya melihat
asap keluar dari laras; maka otak busa merah muda
dan darah mengalir dari kepala bagian depan. Dia jatuh, memukul pada