Et elle le tenait à pleins bras, tr

Et elle le tenait à pleins bras, traversée brusquement par un
souffle d’autrefois, par une grande secousse de souvenirs qui lui
rappelaient ses vingt ans et ses premières étreintes.
Martin, ému lui-même, l’embrassait sur son bonnet. Les
deux enfants, dans la cheminée, se mirent à hurler ensemble en
entendant pleurer leur mère, et le dernier-né, dans les bras de la
seconde des Martin, clama d’une voix aiguë comme un fifre
faux.
Lévesque, debout, attendait :
– Allons, dit-il, faut se mettre en règle.
Martin lâcha sa femme, et, comme il regardait ses deux filles,
la mère leur dit :
– Baisez vot’ pé, au moins.
Elles s’approchèrent en même temps, l’œil sec, étonnées,
un peu craintives. Et il les embrassa l’une après l’autre, sur les
deux joues, d’un gros bécot paysan. En voyant approcher cet
inconnu, le petit enfant poussa des cris si perçants, qu’il faillit
être pris de convulsions.
Puis les deux hommes sortirent ensemble.
Comme ils passaient devant le Café du Commerce, Lévesque
demanda :
– Si je prenions toujours une goutte ?
– Moi, j’veux ben, déclara Martin.
Ils entrèrent, s’assirent dans la pièce encore vide et Lévesque
cria :

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Dan ia ingin lengan penuh, menyeberangi tiba-tiba olehnapas di masa lalu, oleh besar sentakan kenangan bahwa iaingat 20 tahun dan merangkul yang pertama.Martin, pindah sendiri, adalah mencium dia pada topi nya. Thedua anak di cerobong asap mulai lolongan bersama-sama dalammendengar menangis ibu, dan anggota terbaru, ke dalam pelukankedua Martin, mengklaim suara melengking sebagai Fifepalsu.Lévesque, berdiri, menunggu:-Datang, katanya, harus membuat.Martin menjatuhkan istrinya, dan ketika ia melihat dua anak perempuan,Ibu berkata kepada mereka:-Fuck yo ' EP, setidaknya.Mereka datang pada saat yang sama, mata kering, terkejut,sedikit takut. Dan dia memeluk mereka satu demi satu, padadua pipi becot besar petani. Melihat mendekati inianak-anak yang tidak diketahui, kecil diucapkan jadi menusuk, bahwa ia hampir menangisdiambil kejang.Kemudian dua orang datang bersama-sama.Ketika mereka melewati Café du Commerce, Lévesqueditanyakan:-Jika saya masih mengambil setetes?-Saya, yang saya ingin ben, kata Martin.Mereka masuk, duduk di ruang yang masih kosong dan LévesqueLP3:

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Dan dia memegang di tangannya, tiba-tiba menyeberang dengan
nafas tua, dengan kejutan besar kenangan bahwa ia
teringat dua puluhan dan pelukan pertamanya.
Martin, pindah sendiri, mencium topinya. The
dua anak dalam api, mulai melolong bersama
mendengar ibu mereka menangis, dan terbaru dalam pelukan
kedua Martin, suara melengking menangis seperti seruling
yang salah.
Lévesque berdiri menunggu :
-. Ayo, kata dia, harus dimasukkan ke dalam rangka
Martin menjatuhkan istrinya, dan saat ia menyaksikan kedua putrinya,
ibu berkata:
-. Persetan pe yer, setidaknya
mereka datang bersama-sama, mata kering, terkejut,
sedikit takut. Dan dia mencium mereka satu demi satu pada
kedua pipi, seorang petani besar mematuk. Melihat mendekati
orang asing, anak itu berteriak begitu keras bahwa ia hampir
. akan kejang-kejang
. Kemudian kedua orang itu pergi bersama-sama
Ketika mereka melewati Cafe du Commerce, Lévesque
bertanya
- Jika saya selalu mendapat penurunan ?
. - Me, saya ingin ben, kata Martin
Mereka datang, duduk di ruang masih kosong dan Lévesque
berteriak: