Il était une fois un riche marchand

Il était une fois un riche marchand père de trois filles. le deux aînées étaient des pestes qui ne pensaient qu'a faire la fête et à profiter de leur père. la plus jeune etait tellement jolie qu'on la nomma la belle. elle etait aussi bien plus gentille et bonne que ses soeurs. un jour, son pere perdit toute sa fortune. lui et ses filles se retrouverent dans une petite maison de campagne. les filles ainees voulurent se marier avec leurs amants, pensant que ceux-ci se moquaient de leur fortune. mais elles tomberent de haut lorsqu'ils les laissarent tomber. la belle, elle, ne se souciait pas de se marier ou de pleurer la fortune perdue car elle savait que pleurer ne la ramenerait pas. elle occupait donc ses journees a travailler dans la maison, faire a manger, lire et jouer du clavecin.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pernah ada seorang kaya pedagang ayah dari tiga anak perempuan. Para penatua dua ada hama yang berpikir bahwa berpesta dan manfaat dari ayah mereka. si bungsu adalah cukup adalah yang ditunjuk yang indah. Itu juga jauh lebih bagus dan baik daripada saudara perempuannya. suatu hari, sang ayah kehilangan seluruh hartanya. Dia dan putrinya yang retrouverent di sebuah rumah pedesaan yang kecil. gadis-gadis remaja ingin menikah kekasih mereka, berpikir bahwa mereka membuat menyenangkan dari nasib mereka. tapi mereka jatuh dari atas ketika mereka laissarent jatuh. yang indah, dia peduli untuk tidak menikah atau untuk berkabung keberuntungan hilang karena ia tahu bahwa menangis tidak akan tidak. Dia sehingga hari bekerja di rumah, membuat makan, membaca, dan bermain piano.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Ada sekali seorang ayah saudagar kaya dari tiga anak perempuan. dua tertua yang tulah yang berpikir memiliki pesta dan menikmati ayah mereka. bungsu begitu indah yang disebut itu indah. dia baik dan lebih bagus daripada adik-adiknya. satu hari, ayahnya kehilangan semua kekayaannya. ia dan putrinya menemukan diri mereka di sebuah rumah negara kecil. gadis-gadis yang lebih tua ingin menikah kekasih mereka, berpikir bahwa mereka mengolok-olok keberuntungan mereka. tetapi mereka jatuh ketika laissarent tinggi jatuh. indah, dia tidak peduli untuk menikah atau meratapi nasib kehilangan karena dia tahu bahwa menangis tidak akan membawa kembali. Jadi dia menghabiskan hari-harinya bekerja di rumah, membuat ruangan, membaca dan bermain piano kuno.